Sesungguhnya syaithan
dan bala tentaranya senantiasa berusaha untuk menyesatkan hamba-hamba
Allah agar terjerumus ke dalam jurang neraka. Iblis yang merupakan
syaithan dari bangsa jin telah bersumpah dihadapan Allah ‘azza wajalla akan menyesatkan seluruh manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman mengenai perkataan dan sumpah Iblis tersebut,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,”” (Qs. Shaad : 82)
Sumpah yang telah
diucapkan oleh Iblis tersebut, kemudian benar-benar di realisasikannya.
Maka iblis pun dengan segenap kesungguhannya dan juga bala tentaranya
berusaha untuk menyesatkan umat manusia, khususnya umat Islam dari jalan
kebenaran. Diantara caranya yaitu, iblis berusaha dengan sekuat tenaga
untuk menggoda manusia agar aurat mereka terbuka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَيَا
آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا
وَلاَ تَقْرَبَا هَـذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
(Dan Allah
berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga
serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu
berdua termasuk orang-orang yang zalim." (Qs. Al-A’raaf : 19)
Akan tetapi Iblis la’natullah berusaha menggoda Adam ‘alaihis salam dan istrinya supaya Adam memakan buah tersebut. Yang hasilnya adalah aurat mereka pun terbuka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَوَسْوَسَ
لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن
سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَـذِهِ
الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ
الْخَالِدِينَ
Maka
syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan
kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya
dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon
ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak
menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)." (Qs. Al-A’raaf : 20)
Itulah salah satu tipu daya iblis la’natullah
untuk menjerumuskan manusia dari dulu kala, yaitu bapaknya anak
manusia. Bahkan sampai detik ini pun, Iblis terus berusaha agar anak
Adam membuka auratnya. Kenapa demikian? Karena kita sadari betul, betapa besar akibat buruk dari membuka aurat, terutama dari kalangan wanita. Maka dari itulah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya kehancuran orang-orang ahlul kitab yaitu Yahudi, tidak lain karena fitnah wanita. Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فَاتَّقُوا الدُّنيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah pada kaum wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah karena wanita.”
Oleh karena itu
saudariku, orang-orang Yahudi yang telah rusak moralnya dengan sebab
wanita, mereka akan terus berupaya mengeluarkan para wanita dalam
keadaan memperlihatkan kecantikan dan aurat mereka, dengan Miss Universalnya atau
yang lainnya. Yang ternyata ini pun di ikuti oleh para muslima,
sehingga menimbulkan kerusakan akhlak, moralitas, memperburuk citra
islam, dan sedikitnya rasa malu dari wanita tersebut. Semua ini juga
tidak lain agar tersebar syahwat dan berakibat dapat
menghancurkan para pemuda muslim. Sehingga pada waktu itu, banyak pemuda
kaum muslimin yang kemudian lupa kepada Allah, lupa kepada kehidupan
akhirat, bahkan lupa untuk memperjuangkan agamanya.
Banyaknya pakaian-pakaian yang mempertontonkan aurat, dianggap sebagai sesuatu yang modern. Kita lihat di media televisi maupun media yang lainnya, banyak acara yang memajang aurat-aurat.
Mereka menganggap bahwa inilah masyarakat modern. Bahwa inilah
kemajuan. Bahkan mereka menganggap bahwasanya jilbab dan menutup aurat
itu adalah suatu kemunduran.
Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pun
telah mengabarkan tentang apa yang akan terjadi pada akhir zaman.
Bahwasanya akan muncul wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صِنْفَانِ
مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ
الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ
مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ
لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا
لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan
dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang
memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang,
berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.
Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya,
walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ,
Makna pertama : wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna kedua : wanita
yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau
mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna ketiga : wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, dan sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud denga wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Makna keempat : wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. [3]
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ada tiga :
Pertama: wanita yang
memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita
seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.
Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.
Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. [4]
Kesimpulannya adalah كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ dapat kita maknakan: wanita
yang memakai pakaian tipis sehingga tampaklah tubuh yang ada di dalam
pakaian tersebut dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia
tutup. Dan juga para wanita yang menutup auratnya, tapi dengan pakaian
yang ketat, sehingga tampaklah lekuk tubuhnya. Wal iyyadzubillaah…
Hadits diatas juga
merupakan tanda mukjizat kenabian. Lihatlah dan buktikan! Bahwasanya
kedua golongan ini sudah ada di zaman kita sekarang. Hadits ini sangat
mencela dua golongan tersebut. Kerusakan seperti ini tidak muncul di
zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup.
Dan sekarang kita lihat fenomena yang menyedihkan ini. Dimana wanita sangat bangga memperlihatkan aurat-aurat mereka.
Meraka tidak perduli dan mereka pun tidak malu. Mereka tidak malu
kepada Allah dan mereka tidak malu kepada manusia. Bahkan rasa malu itu
pun akhirnya telah dicabut oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Padahal wanita seharusnya lebih pemalu ketimbang lelaki. Namun kita dapati sekarang, bahwa wanita lebih berani dan agresif ketimbang lelaki, maka dampaknya mereka berbuat “semau gue”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
Sebagian ulama
menafsirkan hadirts diatas, bahwa perintah Rasulullah tersebut, perintah
yang sifatnya adalah penghinaan, bukan perintah agar di lakukan.
Artinya bahwa orang yang tidak punya malu maka dia akan berbuat “semau
gue”.
Ini lah musibah yang
besar dan fitnah yang bergelombang yang datang dan menerpa kita dengan
munculnya wanita-wanita yang enggan menutup auratnya. Wanita yang
berpakaian tapi telanjang, bahkan berbangga, sehingga akhirnya memfitnah
para pemuda dalam meniti jalan Allah subhanahu wa ta’ala.
Saudariku muslimah…
Ketahuilah, setiap muslim yang ada
didalam hatinya keimanan dan kecemburuan terhadap agamanya, ia tidak
akan ridha dengan keadaan seperti ini. Maka ia pun berusaha dan
berfikir, bagaimana caranya agar anaknya, tetangganya, saudaranya dapat
menutup aurat. Hal ini agar mereka di ridhai oleh Allah dan terhindar dari adzab Allah. Karena apabila wanita telah memperlihatkan auratnya, maka para pemuda pun mengikuti syahwatnya,
kemudian akhirnya tersebarlah zina. Dan dengan zina itulah kemudian
tersebar bencana. Berbagai macam bencana dan malapetaka terus datang
akibat perbuatan-perbuatan buruk dan keji, salah satunya adalah
perbuatan tidak menutup aurat.
Saudariku muslimah…
Dimanakah lagi
keimanan? Dimanakah lagi kecemburuan? Dimanakah lagi marah karena Allah
dan benci karena Allah? Seakan-akan keimanan itu telah pudar dari
hati-hati para hambaNya. Ataukah kehidupan dunia telah menghiasi dan
mendominasi mereka? Sehingga ia lupa kepada Allah rabbul ‘alamin. Ingatlah kisah nabi Adam ‘alaihis salam ketika
Allah usir dari surga dan Allah turunkan dari surga karena memakan buah
yang dilarang untuk di makan. Maka akibatnya terbuka aurat mereka.
Dan kita lihat fenomena yang ada sekarang. Banyak hamba-hamba yang tidak lagi perduli terhadap anaknya yang mempertontonkan aurat mereka. Banyak hamba-hamba yang tidak perduli lagi terhadap istrinya yang memperlihatkan aurat mereka. Tidakkah mereka tahu dan sadar? Bahwasanya seorang suami yang tidak mempunyai rasa kecemburuan, ia termasuk dayyuts
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Dari Abdullah bin
Umar radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan dilihat oleh Allah
(dengan pandangan kasih sayang) pada hari kiamat nanti, yaitu: orang
yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai
laki-laki, dan ad-dayyuts, yaitu kepala rumah tangga membiarkan kemungkaran dalam rumah tangganya.”
Ketahuilah dan
sadarilah! Sesungguhnya wanita adalah parameter baiknya suatu bangsa.
Baiknya wanita adalah tanda kebaikan suatu bangsa. Dan hancurnya wanita
adalah merupakan kehancuran suatu bangsa. Maka apabila wanita itu
mempertontonkan auratnya dan apabila wanita itu sudah dicabut
rasa malunya, pertanda bangsa itu akan hancur dan binasa. Kenapa? Karena
di rahim wanitalah anak bangsa dikandung. Kemudian dari payudaranya lah
mengalir makanan untuk menyambung hidup anak tersebut. Dengan kasih
sayangnya lah mereka mulai hari-harinya. Wanitalah guru pertama dan
utama bagi mereka. Maka apa jadinya kalau mereka hidup dibawah asuhan
dan pendidikan wanita yang tidak punya rasa malu, dan senantiasa
mempertontonkan auratnya kepada orang-orang yang bukan
mahramnya, tentu saja mereka tidak akan jauh dari induknya. Padahal
seluruh anak adam yang lahir ke dunia adalah suci. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak yang
dilahirkan, dilahirkan di atas fitrah (islam). Kedua ibu bapaknyalah
yang menjadikan dia sebagai Yahudi atau Nashrani atau Majusi.”
Saudariku muslimah…
Marilah kita mencontoh para shahabiyah. Betapa ketundukan mereka kepada Allah yang sangat luar biasa. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat hijab, dan ketika Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan jilbab, mereka segera mengambil tirai atau gorden-gorden rumahnya untuk menutup aurat nya. Mereka tidak pernah berkata “panas”. Mereka pun tidak pernah berkata “bagaimana dan mengapa?.” Segera mereka berkata sami’na wa atha’na, kami mendengar dan kami ta’at.
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika
kami bersama Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata: “Saya teringat
akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata:
“Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah,
saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan
lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun
kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi
istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada
mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara
wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu
kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala
dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah
dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan kain penutup seakan-akan di atas
kepalanya terdapat burung gagak.”
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيم
“Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:
Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab : 59)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan berkata: “Allah
Ta’ala menyuruh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam agar dia menyuruh
wanita-wanita mukmin , istri-istri ,dan anak-anak perempuan beliau agar
mengulurkan jilbab keseluruh tubuh mereka. Sebab cara berpakaian yang
demikian membedakan mereka dari kaum wanita jahiliah dan budak-budak
perempuan.”
Tatkala ayat di atas turun, para wanita
Anshar pun bila keluar rumah seakan-akan di atas kepala mereka terdapat
burung-burung gagak karena pakaian (jilbab hitam) yang mereka kenakan.
Sekarang ini, sedikit sekali orang-orang yang perduli terhadap agamanya? Apakah kita ridha wanita-wanita
muslimah dicabik-cabik kehormatannya, dan dijadikan alat pemuas nafsu
para lelaki hidung belang serta menjadi mainan orang-orang Yahudi dan
Nasrani. Bahkan menjadi boneka-boneka orang-orang Yahudi dan Nasrani
untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Tidak!!!
Dan apakah kita tidak takut dengan ancaman Allah yang telah diwahyukan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dimana Rasulullah bersabda,
"Artinya
: Sesungguhnya bila manusia telah melihat kemungkaran lantas tidak
mengingkarinya, maka telah dekatklah Allah meratakan adzabNya terhadap
mereka." Na’udzubillaahi mindzalik…
Kita kaum muslimin harus mempunyai rasa kecemburuan dalam masalah ini. Kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar
menampakkan kepada kita yang benar itu benar dan memberi taufik kepada
kita untuk mengikutinya. Dan menunjukkan yang salah itu salah, lalu
member taufik kepada kita untuk menjauhinya. Serta memberi hidayah
kepada kita sirathal mustaqim. Kita pun juga harus terus-menerus memohon kepada Allah agar Allah subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada para wanita muslimat. Agar mereka menutup auratnya,
agar mereka kembali kepada Allah dan agar mereka bertaqwa kepada Allah.
Karena hanya kepadaNya lah kita semua akan kembali. Akhir kalam…
والله الموفّق إلى أقوم الطريق
وصلى الله وسلم على نبينا وعلى آله وأصحابه ومن اتّبعهم بإحسان الى يوم الدين
pesanku wahai wanita jagalah sesuatu yang berharga dari diri kalian karena kita adalah pondasi negara kita.....
jangan bergaya ala orang asing yang memakai pakaian tapi telanjang Nauzubillah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar